Senin, 09 Mei 2016

Puisi Matematika

Haloo para pembaca, nah sekarang author mau  posting puisi nih. Tapi, puisinya disini menggunakan  kata-kata matematika. Ternyata, kata-kata dalam matematika bisa juga ya dirangkai menjadi sebuah puisi. More info, langsung baca aja ya. :)
Kami Berbeda dan Kami Dibedakan
Karya: Muhamad Yulianto
Bisik pintu bergesek lantai
Waktunya untuk akhiri mimpi
Mata sayu berkedip tak tentu
Berbayang jarum jam 120 derajat  bergerak lesu
            Mata memerah dan berair
            Memaksa poros jam berputar mundur
            Konvergen, hentakan kaki memulai hari
            Gerak gesit merapikan dasi
Seragam lusuh bak garis busur dicabik rusa
Emblem tut wuri tak teguh diikat benang
Tas dipeluk erat agar sempoa terjaga
Khayal tak kedinginan hadang gelombang
            Melingkar berayun menyelimutu karang
            Menyelimuti raga dari kedinginan
            Bukan dingin ac mobil yang mengantar
            Tapi dingin malam hingga ketulang
Tak perlu berpamitan
Ayah, ibu telah lebih dulu diluar sana
Lapar, haus, lelah tak ku tau tentangnya
Pita suara tak pernah bergaya
            Korno bernyanyi, tak lain disana sahabatku meniupnya
Nada hangatnya uraikan embun
Nyala obor menari diujung bambu
Rotasi jam semakin mendekati limit
Busungkan dada kami melangkah
Nafas terasa sempit
Terus berakrobatik bak David Riggs
            Pasak berdiri kokoh
Kokoh menghubungkan titik titik
Berharap, berharap dan terus berharap
Tanah lahirku berdiri rusuk baja
Tersusun rapi papan persegi
Penghubung dua jari-jari bak juring lingkaran
Gemercik air menggeitik raga
Gemercik air seolah tertawa
Melihat tiga anak kodol ingin melewatinya
Air menyeimuti setengah badan, rumput fajar nantikan kawan
            Terpojok menggenggam buku
Genggaman semakin layu
Genggaman anak maluku mengharap terdengar langkah kaki guru
Kau tak ada ditanganku
Ketika kubutuhkan jarimu
Tuk jeajahi bukuku yang lusuh
            Ini khayalan, ini kenyataan
            Tak ada bedanya
Khayalan menjadi kenyataan
Atau sebaliknya, kenyataan menjadi khayalan
Berharap, berharap dan tetap berharap
bukan ebook trigonometri ingin dijari kami
Bukan laser sinari papan tulis kami
Cukup jari hangatmu bimbing kami
            Aksioma matematika tidak bisa membohongi diri
            Hanya ilmu yang bisa wujudkan mimpi-mimpi kami
            Mimpi anak-anak  ditimur negeri




Tidak ada komentar:

Posting Komentar